Sultan Hasanuddin ialah raja dari Kerajaan Islam Gowa-Tallo
di Makassar, Sulawesi Selatan. Oleh Belanda, ia dijuluki ‘Ayam Jantan dari
Timur’ karena kegigihan dan keberaniannya melawan Belanda. Ia membela kepentingan
kerajaannya dan kepentingan rakyatnya dengan gigih. Ia berusaha menegakkan
kedaulatan dan memperluas wilayah kerajaan. Ia berhadapan dengan Aru Palaka,
Raja Bone yang dibantu oleh Belanda.
Sultan Hasanuddin dikenal arif dan bijaksana. Beliau
merasa sedih karena harus bertempur melawan keluarga sendiri. Arung Palakka La
Tenri Tatta to Erung sudah seperti saudara kandung sendiri. Sultan Hasanuddin mempertimbangkan
bahwa pertumpahan darah di kalangan orang Makassar dan Bugis harus segera
dihentikan. Sultan Hasanuddin berusaha menggabungkan kekuatan kerajaan-kerajaan
kecil di sekitar kerajaannya untuk melawan Belanda.
Karena perjuangan dan jasa-jasanya, nama Sultan
Hasanuddin diabadikan sebagai nama jalan dan universitas di Makassar, Sulawesi Selatan.
Pemerintah bahkan menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Sultan
Hasanuddin.
Setelah wafat, Sultan Hasanuddin dimakamkan di kompleks
pemakaman raja-raja Gowa di Sulawesi Selatan.
Kompleks pemakaman raja-raja merupakan peninggalan
sejarah yang perlu dijaga kelestariannya. Kompleks pemakaman ini pun dijadikan
objek pembelajaran sejarah bagi bangsa Indonesia.