Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jumat, 15 Juli 2022

3.3.a.10. Aksi Nyata - Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid


Oleh : Arga Akthobaron, S.Pd.
CGP Angkatan 4 Kabupaten Grobogan

Peristiwa (Fact)

Guru Penggerak sebagai seorang pemimpin pembelajaran dengan peran yang dimiliki, harapannya mampu mensukseskan program merdeka belajar dan membentuk profil pelajar Pancasila. Salah satu profil pelajar Pancasila yang diharapkan dapat dibentuk di lingkungan sekolah adalah Beriman Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Di SDIT Al Firdaus Purwodadi memiliki Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang harapannya mampu dicapai melalui program sekolah, baik intrakurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler. Salah satu SKL yang belum tersentuh adalah murid terbiasa membaca Al Qur'an juz 30 beserta terjemahannya. Karena selama ini murid baru terbiasa membaca ayat Al Qur'annya saja, namun belum mengetahui arti dari ayat yang dibacanya. 


Aksi nyata ini diberi nama Mu-Ter, atau Murojaah dan membaca Terjemahan Juz 30. Program ini dilakukan sebagai salah satu cara mencapai SKL yang diharapkan. Selain itu, dengan mengetahui arti dari ayat yang dibacanya, maka murid akan lebih memahami isinya, memiliki adab dengan karakter Islami sesuai tuntunan yang ada dalam Al Qur'an, sehingga meningkatkan semangat mereka dalam membaca dan menghafal Al Qur'an.



Mu-Ter ini merupakan program kokurikuler, dan mulai saya coba dilakukan pada awal tahun pelajaran baru ini, pada masa MPLS. Dimulai dari konsultasi rencana program dengan Kepala Sekolah. Dan alhamdulillah Kepala Sekolah memberikan support dan mengarahkan untuk dilakukan mulai awal tahun pelajaran ini di kelas yang saya ampu terlebih dahulu. Selanjutnya saya mencoba melaksanakan langkah-langkah yang sebelumnya dipersiapkan pada koneksi antar materi sebelumnya.




Perasaan (Feeling)

Saat menjalankan aksi nyata ini awalnya saya masih meraba-raba kondisi murid yang ada di kelas saya. Karena dilakukan di awal tahun pelajaran, tentunya saya juga masih dalam rangka melakukan asesmen diagnostik pada murid di kelas saya, dalam hal ini adalah kelas 4B SDIT Al Firdaus Purwodadi. Namun hal tersebut tidak menjadi masalah, karena bisa sekalian dilakukan saat saya mempraktikkan aksi nyata ini. Saya merasa senang karena mereka antusias dengan program Mu-Ter ini. Di awal mereka sudah dilibatkan dalam pemilihan surat, kemudian diajak membaca ayat secara klasikal. Selanjutnya ketika membaca terjemahannya per ayat, terjadi tanya jawab dan mereka mendengarkan dengan seksama arti dari ayat yang telah dibaca.

Pembelajaran (Finding)

Berdasarkan aksi nyata yang telah dilakukan, pembelajaran yang dapat saya ambil adalah bahwa ternyata murid-murid antusias dalam mendengarkan terjemahan dari ayat yang dibacakan. Namun dari hal positif tersebut, yang masih perlu ditingkatkan adalah antusias mereka secara individu. Anak putri pada umumnya suka membaca, berbeda dengan anak putra yang sebagian besar masih perlu ditingkatkan juga kemampuan literasinya. 

Penerapan ke depan (Future)

Dengan antusiasme murid membaca terjemahan secara klasikal, tentunya saya sebagai guru juga perlu mengetahui dan memahami terlebih dahulu maksud atau isi kandungan yang ada di dalamnya. Supaya mereka juga mampu memahami dengan bahasa yang dimengerti oleh anak usia kelas 4 SD. Selain itu, dalam pelaksanaan berikutnya harapannya ada variasi yang memicu antusiasme mereka membaca secara individu. Praktik baik ini nantinya juga akan saya bagikan ke rekan sejawat yang lain minimal pada rekan satu jenjang kelas supaya SKL yang diharapkan juga dapat tercapai.

Jumat, 03 Juni 2022

Jurnal Refleksi - Minggu 21

 

Arga Akthobaron, S.Pd.
CGP Angkatan 4 Kabupaten Grobogan

MODEL 4C
(CONNECTION, CHALLENGE, CONCEPT, CHANGE)

CONNECTION

Selasa, 17 Mei 2022
Mengikuti ruang kolaborasi bersama CGP lainnya dalam ruang virtual berdiskusi tentang pemetaan semua aset yang dimiliki daerah. Hasil pemetaan akan dibuat dalam bentuk poster atau lainnya kemudian dipresentasikan masing-masing kelompok untuk menggali dan mengidentifikasi sumber daya daerah yang kemudian diangkat menjadi aset sekolah sebagai keunggulan lokal.

Rabu, 18 Mei 2022
Melakukan refleksi terkait sumber daya yang dimiliki oleh sekolah, mengidentifikasi cara pandang yang sebelumnya berbasis masalah menjadi memandang kekuatan yang dimiliki sekolah, serta mengambil makna dari pengalaman belajar dan dapat melakukan refleksi yang dipandu fasilitator melalui pertanyaan reflektif yang ada di LMS.

Kamis-Jum'at, 19-20 Mei 2022
Kegiatan yang dilakukan adalah demonstrasi kontekstual yaitu mengidentifikasi aset yang dimiliki oleh sekolah. Kekuatan dan aset apa yang dimiliki, menganalisis sejauh mana potensi kekuatan aset yang sekolah miliki untuk kemajuan dan pengembangan sekolah ke depannya.

CHALLENGE

Setelah mempelajari pembahasan di materi modul 3.2 tentang pemimpin dalam pengelolaan sumber daya banyak hal baru yang saya dapatkan. Saya mendapatkan pengetahuan dan pemahaman bahwa pentingnya dalam pengelolaan sumber daya yang ada di sekolah, jika dilakukan dengan bijak maka akan menjadi aset terbesar guna berperan untuk kemajuan sekolah.

CONCEPT

Pendekatan komunitas berbasis aset cocok diterapkan di sekolah. Sebagai sebuah komunitas, sekolah dapat menerapkan pendekatan ini untuk fokus pada potensi yang dimiliki bukan pada kekurangan, sehingga tujuan dan visi sekolah yang berpihak pada murid dapat terwujud. Untuk menerapkannya ada 7 aset atau modal utama yang dapat dioptimalkan dalam sebuah komunitas yaitu modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan/alam, modal finansial, modal politik, serta modal agama dan budaya.

CHANGE

Dengan pemetaan dan identifikasi aset yang dilakukan, saya ingin berpartisipasi dalam menggunakan aset yang ada dalam kurikulum dan kegiatan sekolah terutama dalam penanaman karakter nilai-nilai Islami yang dapat diberdayakan pada murid.



Jurnal Refleksi - Minggu 22


Arga Akthobaron, S.Pd.
CGP Angkatan 4 Kabupaten Grobogan

MODEL DEAL 
(DESCRIPTION, EXAMINATION AND ARTICULATION OF LEARNING)

DESCRIPTION
Deskripsikan pengalaman yang dialami (apa, siapa, dimana, kapan, mengapa bagaimana)

Senin, 23 Mei 2022
Elaborasi Pemahaman Sesi Instruktur
Melalui ruang virtual bersama instruktur, fasilitator, dan CGP lainnya menggali dan mengeksplor materi tentang pemimpin dalam pengelolaan sumber daya. 

Rabu, 25 Mei 2022
Koneksi Antar Materi
Mengaitkan materi antar modul serta membuat rencana kecil perubahan yang akan dilakukan pada diri dan sekolah berkaitan dengan materi dalam modul 3.2 ini serta mengimplementasikan pendekatan pengembangan komunitas berbasis aset menggunakan format BAGJA.

Jum'at, 27 Mei 2022
Aksi Nyata
Mempraktikkan pengetahuan dan keterampilan tentang pengelolaan sumber daya yang memanfaatkan pendekatan pengembangan komunitas berbasis aset sebagai pemimpin dalam pengelolaan sumber daya serta aksi ini untuk menjalankan rancangan yang dibuat pada tahap koneksi antar materi.

ANALISIS EXAMINATION

Aset atau sumber daya merupakan hal penting yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan sekolah. Saya bersama komunitas sekolah mencoba memetakan aset yang ada menggunakan inkuiri apresiatif model BAGJA. Dengan model ini akan memaksimalkan manfaat aset bagi ekosistem sekolah dan mendukung pembelajaran di kelas. Lingkungan sekolah merupakan tempat berharga khususnya bagi guru dan murid, wellbeing murid akan terbentuk jika proses pembelajaran berlangsung menyenangkan dengan didukung oleh lingkungan yang bersih dan rapi. Saya bersama komunitas sekolah berupaya melakukan perubahan dengan mengajak murid membuat lingkungan sekolah menjadi nyaman dan dapat belajar dengan bahagia dengan bimbingan dari guru.

ARTICULATION OF LEARNING

Rencana Perbaikan Mendatang
Sebagai pemimpin pembelajaran haruslah bisa memetakan 7 aset atau sumber daya yang ada di sekolah serta mengelolanya untuk kepentingan pembelajaran yang berpihak pada murid. Hal yang tidak kalah penting adalah mengubah pola pikir khususnya guru dari pemikiran lama yang cenderung berbasis kekurangan atau masalah ke arah pola pikir positif yang berbasis kekuatan yang akan memuka harapan dan impian bagi murid.



Jumat, 29 April 2022

Koneksi Antarmateri



Koneksi Antarmateri
Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

Oleh : Arga Akthobaron

Pengaruh Pratap Triloka terhadap Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

Pratap Triloka yang dicetuskan oleh Ki Hadjar Dewantara adalah ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani. Azas ing ngarso sung tuladha mengandung makna bahwa dapat memberi teladan, memberi pengaruh pada pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, yaitu seorang guru perlu memberikan teladan dan panutan murid dalam pengambilan keputusan. 

Azas ing madyo mangun karso mengandung arti bahwa bagaimana seorang guru menumbuhkan usaha murid untuk mengambil keputusan atas situasi yang dihadapi. Guru dapat menuntun murid dalam pengambilan keputusan sesuai nilai kebajikan dan dapat dipertanggungjawabkan.

Pada penerapan azas tut wuri handayani, pengambilan keputusan yang dilakukan oleh guru sebagai pemimpin pembelajaran sebaiknya tidak bertentangan dengan nilai kebajikan universal yang diyakini, berdampak pada murid, serta dapat dipertanggungjawabkan. Jadi, pratap Triloka sangat berpengaruh pada pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.

Hubungan antara Nilai-nilai yang Tertanam dengan Pemilihan Prinsip Pengambilan Keputusan

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri akan mempengaruhi pengambilan keputusan saat mengalami dilema etika maupun bujukan moral. Prinsip yang digunakan dalam pengambilan keputusan yang mengandung situasi dilema etika dipengaruhi oleh nilai-nilai yang diyakini.

Keputusan yang diambil merupakan dampak nilai-nilai positif yang dipegang dan dipedomani. Nilai-nilai positif akan mengarahkan seseorang untuk mengambil keputusan dengan resiko sekecil-kecilnya serta dapat mengakomodasi pihak yang bertentangan. Keputusan yang diambil harus berpihak pada murid dan dapat dipertanggungjawabkan. Nilai-nilai yang dipegang akan mempengaruhi prinsip yang digunakan yaitu mempertimbangkan dampak yang dihasilkan, tidak melanggar hukum, serta mengutamakan nilai kemanusiaan, kepedulian, dan empati.

Pengaruh Coaching oleh Fasilitator Terhadap Proses Pembelajaran Pengambilan Keputusan

Dalam proses pengambilan keputusan yang dilakukan, fasilitator melakukan pendampingan dengan menerapkan prinsip-prinsip coaching. Fasilitator mendampingi CGP dengan menerapkan 4 paradigma dilema etika, 3 prinsip penyelesaian dilema etika, serta 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan dengan komunikasi asertif. Fasilitator sebagai mitra yang memberdayakan CGP lewat pertanyaan-pertanyaan terbuka, reflektif, dan mendalam sehingga CGP dapat menggunakan potensi, pengetahuan, dan pengalamannya dengan optimal dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.

Keputusan yang diambil CGP dipandu oleh fasilitator melalui coaching adalah keputusan yang merupakan pilihan terbaik. Tidak melanggar norma, berdampak pada orang banyak, berdasarkan nilai kemanusiaan, dan memiliki pengaruh jangka panjang, serta dapat dipertanggung jawabkan. 

Hubungan antara Aspek Sosial Emosional Guru dengan Pengambilan Keputusan

Aspek sosial emosional guru sangat berpengaruh pada keputusan yang diambilnya. Kesadaran diri yang baik akan membuat guru mengambil keputusan dengan responsif dan tidak terburu-buru. Guru yang pandai mengelola diri meskipun dengan beban kerja dan tugas tambahan yang banyak, dalam pengambilan keputusan akan mempertimbangkan dampak yang akan muncul. Jika guru memiliki kesadaran sosial yang baik, maka guru akan merasakan kondisi yang dialami orang lain, sehingga keputusan yang diambil akan memperhatikan rasa empati, rasa kasihan, dan kemanusiaan. Dengan kemampuan berelasi yang baik, guru akan mampu mengelola tugas bersama rekan sejawat, membangun hubungan dengan murid, sehingga keputusan yang diambil akan berpihak pada murid.

Hubungan antara Nilai-nilai yang Dianut dengan Studi Kasus Masalah Moral dan Etika

Pembahasan studi kasus yang berkaitn dengan masalah moral dan etika dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianut oleh guru. Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai moral, maka guru akan mengambil keputusan yang tidak bertentangan dengan hukum dan moral. Penerapan nilai-nilai yang dianut oleh guru, maka proses pengambilan keputusan akan mempertimbangkan konsekuensi yang akan didapatkan, sesuai dengan norma/aturan, memperhatikan nilai kemanusiaan, berdampak jangka panjang, serta dapat dipertanggung jawabkan.

Pengambilan Keputusan yang Tepat Berdampak pada Lingkungan yang Positif, Kondusif, Nyaman, dan Aman

Pengambilan keputusan yang tepat akan mengakomodasi kepentingan pihak-pihak yang terlibat, berdampak bagi orang banyak, tidak melanggar hukum, memenuhi keadilan, dan mempunyai pengaruh jangka panjang. Keputusan yang tepat bersumber dari nilai-nilai kebajikan universal yang diyakini bersama, memberikan pembelajaran, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Keputusan yang tepat akan memberikan pembelajaran bagi pihak yang terlibat, sehingga berdampak jangka panjang dan menjadikan lingkungan yang bernuansa positif. Terakomodasinya kepentingan pihak yang terlibat dalam dilema etika akan membuat lingkungan menjadi kondusif dan aman, sebab semua pihak akan menerima keputusan yang dibuat. Kenyamanan di lingkungan akan terpelihara karena keputusan yang tepat membuat pihak-pihak tersebut merasa memiliki, dihargai, serta timbul budaya saling menghargai.

Kesulitan dalam Pengambilan Keputusan pada Kasus Dilema Etika

Kesulitan yang kemungkinan bisa saya temui adalah pertentangan dari pihak-pihak yang terlibat, sikap ingin menang sendiri, kurangnya rasa menghargai perasaan orang lain, serta lebih mementingkan dampak jangka pendek. Hal tersebut merupakan paradigma berpikir mementingkan diri sendiri, kesadaran sosial yang rendah, dan tidak melihat dampak jangka panjang. Perlu kolaborasi dengan semua pihak untuk mengubah paradigma yang ada.

Pengaruh Keputusan yang Memerdekakan Murid dalam Belajar

Memerdekakan murid dalam belajar merupakan keputusan yang tepat dalam pembelajaran. Dengan memerdekakan murid maka akan mengasah potensi mereka sehingga memiliki profil pelajar Pancasila. Memerdekakan murid juga akan mempersiapkan mereka menjadi pribadi yang selamat dan bahagia.
Murid akan mengekspresikan diri dengan bebas dan mengoptimalkan perkembangan potensinya. Murid juga akan belajar melakukan pengambilan keputusan. Keputusan yang diambil akan bersumber dari minat, pemahaman, dan pengalaman belajarnya tanpa ada paksaan dari luar.

Keputusan Seorang Pemimpin Pembelajaran Berpengaruh pada Masa Depan Murid

Pengambilan keputusan seorang pemimpin pembelajaran harus mengutamakan pengembangan potensi murid sesuai kebutuhan belajarnya. Pengembangan potensi sebaiknya juga dilakukan dengan memperhatikan perkembangan zaman.

Murid yang terlatih mengambil keputusan akan menjadi pribadi yang mandiri, dapat melakukan pengambilan keputusan yang inovatif. Murid akan matang dalam mengambil keputusan, penuh pertimbangan, serta cermat. Pengambilan keputusan yang tepat sebagai pemimpin pembelajaran akan berpengaruh positif terhadap keberhasilan murid di masa depan.

Kesimpulan Modul Pengambilan Keputusan Sebagai Pembelajaran dan Kaitannya dengan Modul Sebelumnya

Pada proses pendidikan di sekolah, guru sebaiknya dapat menggali kebutuhan belajar murid melalui pembelajaran berdiferensiasi. Dalam proses pembelajaran, guru dan murid akan menghadapi kondisi yang mengharuskan memiliki kemampuan mengelola emosi, merencanakan dan mencapai tujuan positif, membangun hubungan positif, menunjukkan empati pada orang lain, dan membuat keputusan yang bertanggung jawab. Maka guru perlu menerapkan kompetensi sosial emosional di dalam maupun di luar kelas.

Kegiatan pendidikan di sekolah yang mengusung nilai-nilai, kesepakatan bersama, disiplin positif, maupun tata krama akan mewujudkan terciptanya budaya positif. Apabila ada yang mengalami kendala dalam pelaksanaannya, maka dapat dibantu melalui proses coaching. Dengan proses coaching, maka seseorang akan dibantu dalam menggali potensi dan kemampuannya dalam menyelesaikan hambatan yang dihadapi

Dalam pengambilan keputusan hendaknya melalui pertimbangan-pertimbangan yang bersumber pada nilai-nilai kebajikan yang diyakini. Dengan nilai yang dimiliki guru yaitu mandiri, reflektif, inovatif, kolaboratif, dan berpihak pada murid maka keputusan yang diambil akan berpengaruh positif pada masa depan murid.

Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran akan melatih diri melihat situasi dengan jernih dari berbagai sudut pandang, menggunakan penyelesaian yang tepat, serta mempertimbangkan dampak yang akan diakibatkan. 

Jumat, 18 Februari 2022

Aksi Nyata - Budaya Positif


Budaya positif di lingkungan sekolah merupakan nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, serta kebiasaan-kebiasaan di sekolah yang berpihak pada murid agar mereka mampu berkembang menjadi pribadi yang kritis, penuh hormat dan bertanggung jawab. Disiplin positif bertujuan untuk menanamkan motivasi intrinsik pada murid untuk menjadi orang yang mereka inginkan serta menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya. Ketika mereka memiliki motivasi tersebut, maka murid telah memiliki motivasi intrinsik yang memiliki dampak jangka panjang, yaitu motivasi yang tidak akan terpengaruh pada adanya hukuman, hadiah, atau penghargaan. Mereka akan tetap berperilaku baik dan berlandaskan nilai-nilai kebajikan karena mereka ingin menjadi orang yang menjunjung tinggi nilai-nilai yang mereka hargai.

Setiap tindakan atau perilaku yang kita lakukan di dalam kelas dapat menentukan terciptanya sebuah lingkungan positif. Perilaku warga kelas tersebut menjadi sebuah kebiasaan, yang akhirnya membentuk sebuah budaya positif. Agar terbentuk budaya positif hal pertama yang perlu diciptakan dan disepakati adalah keyakinan-keyakinan atau prinsip-prinsip dasar bersama di antara warga kelas. Suatu keyakinan akan lebih memotivasi seseorang dari dalam, atau memotivasi secara intrinsik. Seseorang akan lebih tergerak dan bersemangat untuk menjalankan keyakinannya, daripada hanya sekedar mengikuti serangkaian peraturan (Gossen : 1998).

Sebagai Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 4, beberapa kegiatan Aksi Nyata yang sudah saya lakukan pada paket Modul 1 antara lain :

Koordinasi dengan Kepala Sekolah terkait Aksi Nyata yang akan dilakukan


Melakukan sosialisasi kepada rekan sejawat terkait materi pada paket Modul 1
Foto :


Video :

Melakukan assesment diagnostik dan penyampaian rencana kegiatan di awal semester bersama rekan sejawat satu jenjang kelas 6 dan murid


Membuat keyakinan kelas berdasarkan kesepakatan kelas



Menyusun struktur pengurus kelas untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinan murid serta tanggungjawab berdasarkan kesepakatan kelas


Membuat kesepakatan bersama sebelum melakukan kegiatan di luar pembelajaran


Melakukan restitusi pada penanganan kasus murid yang tidak mengerjakan tugas sekolah